Tulisan Tak Berarti



                Berawal dari pesan singkat yang terus saja menghiasi ponsel, hingga akhirnya tumbuh perasaan yang sulit dimengerti oleh tuan perasanya. Mei, bulan yang mengingatkanku saat pertama kali kita saling bertukar informasi seputar diri. Ah, rindu sekali rasanya. Namun, aku tau apa ?. Saat itu hanya gadis kecil kelas 3 SMP yang masih culun-culunnya. Berbicara mengenai kamu ? iya kamu sesosok kaum adam yang memiliki tingkat kepekaan rendah namun lain dari kaum adam lainnya. Entah, bagaimana aku bisa sejatuh cinta ini padamu. Bukankah cinta tidak perlu alasan ? . mungkin saat itu kamu sedang mencintai yang lain, tapi aku, aku mencintaimu. Bodoh sekali rasanya mencintai sesosok kaum adam langka itu hingga bertahun-tahun tanpa tahu dia sedang mencintai siapa. Menunggu ? apalagi yang bisa kulakukan selain menunggu. Hingga kini usiaku hampir menginjak dewasa, namun tetap saja aku masih kesulitan dalam perihal melupakan. Yang dibenakku saat ini hanya “Apakah sekarang saatnya berhenti ?”. Adakalanya membiarkan semua mengalir seperti air. Tak perlu ada yang dituntut, ditahan, atau dilawan.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Dibalik Meni, Neni, Ra

KUMON: Normalisasi Pengenalan Huruf Pada Anak Prasekolah Demi Generasi Tangguh Literasi

Pecandu Rindu