Postingan

KUMON: Normalisasi Pengenalan Huruf Pada Anak Prasekolah Demi Generasi Tangguh Literasi

Gambar
  Sumber: Dokumentasi Pribadi Surat terbuka untuk para orang tua yang sedang mempersiapkan fondasi dasar literasi si kecil dengan sejuta harapan agar anak memiliki kemampuan sesuai fase usianya. Jangan worry ya mom ! Karena setiap anak terlahir cerdas, tinggal bagaimana peran orang tua mengasah kemampuan tersebut. Selalu yakin dan percaya, orang tua akan mengusahakan yang terbaik demi anak, sebagai bekalnya untuk menjelajah dunia dan menggapai asa.    Salah satu cara dasar supaya anak mampu survive menghadapi dunia, buatlah dia mencintai buku ya mom !. Ada tips efektif tanpa perlu drama, paksaan atau hal apapun yang membuat anak tidak nyaman untuk belajar mencintai buku. Kini,  Bahasa Indonesia Kumon hadir untuk menjawab keresahan orang tua dalam mengukur dasar literasi anak. Suasana belajar yang dibangun sangat menyenangkan, sehingga anak akan nyaman, mudah memahami materi dan tidak cepat bosan. Tenang mom! materi belajar yang disampaikan sudah terbukti efektif ...

Waiting For Nothing

                Halo, lama tak bersua. Rindu sekali rasanya, sekian lama tak mencurahkan isi hati lewat goresan kecil dari setiap tulisan demi tulisan. Sibuk memang kadang kejam, ia merenggut waktu luangku hingga tak memberiku ruang untuk menjamah rutinitasku. Ya, rutinitas sebagai seorang penulis blog yang masih amatiran (Ah, sok sibuk lu).             Yups, berbicara mengenai kesibukan, tak jarang seseorang terlena dirundung kesibukan. Lantas, bagaimana jika kau menunggu seseorang yang selalu sibuk dengan dunianya ? . Seolah dia baik-baik saja tanpa kita. Tanpa pernah merasa jika sedang ditunggu. Sebut saja perkara waiting for nothing. Menunggu tetapi tak jelas apa yang sedang ditunggu atau mungkin semacam menunggu tetapi hanya penantian yang sia-sia (aelah baper dah)             Tetap menung...

Teruntuk Hati Yang Sedang Risau

          Entah darimana aku harus bercerita. Tentang secuil rasa yang campur aduk tak karuan. Mix, namun hambar. Ah, perasaan tak jelas kembali mengahantui. Banyak hal yang membuatku sedih akhir-akhir ini. Ada saja masalah yang harus ku hadapi. Entah teman,keluarga dan orang-orang tercinta. Bingung untuk menyelesaikan, kadang nangis jadi pilihan satu-satunya kala situasi memang menuntut untuk menangis. Mungkin karna jauh dari Tuhan, segala sesuatu terasa membebani. Berat bagai memikul beban berkuintal – kuintal. Ah ini lebay. Melalui tulisan yang ngga mutu ini ijinkan ku untuk   mengungkapkannya.T eruntuk hati yang sedang risau, tenang dan intropeksi dirilah. Hanya Tuhanlah tempat pengadu terbaik dari segala yang baik. Mungkin kita lalai. Karna ketika kita berhubungan baik dengan Tuhan, Tuhan   juga akan memperbaiki hubungan kita dengan sesama manusia. Cukup sekian, terimakasih sudah menyempatkan membaca. Tulisan ini ditulis te...

Bulan Yang Dirindu

Waktu silih berganti Berawal dari jumadil awal Menginjak jumadil akhir Hingga rajab,   ruwah , dan ramadhan Wangi bulan nan suci Indah tercium sudah Dirindu hadirnya Ditangisi kepergiannya Ah, Ramadhan…. Bulan suci penuh berkah Pahala melimpah ruah Bak tak ingin kalah Umat muslim bersuka ria Meyambutmu dengan bahagia Demi mengais pahala Dan ridho dari Sang Kuasa

Murkanya Semesta

Hamparan pemandangan nan elok Langit putih kebiru biruan Pohon pun tak mau kalah Bergoyang goyang diterpa angin Bak diputar musik nan asyik Kini…… Berita duka dimana-mana Banjir, tanah longsor Menjadi booming dimedia Ah, murkanya semesta Siapa hendak menahan ? Rumah rusak poranda Dilalap sang air dalam sekejap Tanah merosot dari atas Meluncur menutupi jalan Sungguh tak karuan Intropeksi dirilah wahai insan manusia Jangan semena-mena dengan semesta

Sesederhana kata “Kenapa?”

                Setiap manusia tentu memiliki masalah masing-masing. Entah itu masalah keluarga, masalah sosial, atau bahkan masalah hati (ciee) . Pikiran penat, tidak bisa berpikir jernih, butuh pundak, butuh teman curhat. Ya, itu memang manusiawi. Bukankah manusia merupakan mahluk sosial yang tidak bisa hidup sendiri. Disaat seperti itulah peran manusia sangat dibutuhkan oleh manusia lainnya. Dalam hidup pasti ada seseorang yang dipercaya untuk dijadikan pundaknya. Bagaimana jika orang yang dijadikan pundak adalah orang yang disayang ?, bahkan dia juga pandai memberi masukan yang tepat untuk   masalah yang sedang dialami (uhh beruntung sekali).                 Pada hakikatnya hanya perlu didengar. Yups, dengan kata lain sebagai pendengar yang baik. Suatu ketika, menemui hari dimana masalah datang bertubi-tubi, bagai memikul...